Villa Isola, Bandung
adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara Kota Bandung.
Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju Lembang (Jln.
Setiabudhi). Villa Isola adalah salah
satu bangunan yang dibangun pada tahun 1932 bergaya Arsitektur Art Deco yang
banyak dijumpai di Bandung, yang merupakan salah satu dari karya arsitek terkenal
dari Belanda C.P Schoemaker.
VILLA ISOLA dibangun di
atas tanah seluas ± 1 hektar yang mencakup: bangunan, taman, kolam, dan kebun
anggur, tepat nya di Jl. Setia Budi No.229 atau Lembang Wegh (orang belanda
biasa menyebutnya). VILLA
ISOLA di desain oleh seorang arsitek ternama pada masa itu, yaitu : C.P WOLF
SCHOEMAKER, gedung ini di bangun dengan waktu yang sangat singkat Oktober 1932
sampai Maret 1933. Schoemaker
dikenal sebagai Arsitek ART DECO yang mahir menyelaraskan arsitektur eropa
dengan lingkungan tropis dan keahliannya dalam memadukan elemen dekoratif kuno
dengan arsitektur modern, sehingga dia dikenal sebagai arsitek terbaik pada
masa itu.
Pada tahun 1954 Vila Isola
pun dibeli pemerintah Indonesia seharga Rp 1.500.000. Vila Isola atau Bumi
Siliwangi itu pun kemudian dijadikan gedung Perguruan Tinggi Pendidikan Guru
(PTPG). PTPG ini merupakan cikal bakal dari IKIP atau UPI Bandung saat ini. Semenjak tahun 1954 Vila Isola menjadi
kantor rektorat dan juga ruang kelas sekaligus. Tahun 1963 PTPG pun berubah
menjadi IKIP Bandung. Sampai saat ini Rektor, Pembantu Rektor dan Sekretariat
Universitas masih menempati Vila Isola.
Arsitektur
Bangunan
Gedung ini berarsitektur
modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa
bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama ITB dan Gedung Sate.
Orientasi kosmik ini diperkuat dengan taman memanjang di depan gedung ini yang
tegak lurus dengan sumbu melintang bangunan kearang Gunung Tangkuban Perahu.
Bangunan berlantai tiga, dengan lantai terbawah lebih rendah dari permukaan
jalan raya, disebabkan karena topografinya tidak rata. Ranah sekeliling luas
terbuka, dibuat taman yang berteras-teras melengkung mengikuti permukaan
tanahnya. Sudut bangunan melengkung-lengkung membentuk seperempat lingkaran.
Secara keseluruhan bangunan dan taman bagaikan air bergelombang yang timbul
karena benda jatuh dari atasnya, sehingga gedung ini merupakan penyesuaian
arsitektural antara bangunan terhadap lingkungan.
Peletakkan
Massa
Dalam meletakkan massa
Villa Isola, Schoemaker menggunakan sumbu imajiner utara-selatan dengan arah
utara menghadap Gunung Tangkuban Perahu dan arah selatan menghadap Kota
Bandung. Penggunaan sumbu utara-selatan dengan berorientasi pada sesuatu yang
sakral (gunung atau laut) merupakan orientasi kosmis masyarakat di Pulau Jawa.
Hal yang sama diterapkan dalam pengolahan tapak Technische Hoogheschool te Bandoeng
(Institut Teknologi Bandung/ITB) yang berorientasi pada Gunung Tangkuban Perahu
dan Kota Yogyakarta pada Gunung Merapi.
Villa Isola terletak di
antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan
lebih rendah daripada taman di bagian utara. Taman di utara didesain dengan
menghadirkan nuansa Eropa di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk
persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang
merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian
utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik
pusatnya berada pada bangunan.
Fasad
dan Interior
Fasad bangunan Villa Isola diperkaya
dengan garis-garis lengkung horizontal. Hal ini merupakan ciri arsitektur Timur
yang banyak terdapat pada candi di Jawa dan India. Pada saat-saat tertentu,
garis dan bidang memberi efek bayangan dramatis pada bangunan. Seperti kebanyakan karya Schoemaker,
Villa Isola memiliki bentuk simetris. Suatu bentuk berkesan formal dan
berwibawa. Pintu utama terdapat pada bagian tengah bangunan, menghadap ke
utara. Pintu ini dilindungi sebuah kanopi berupa dak beton berbentuk melengkung
yang ditopang satu tiang pada ujungnya.
Bangunan ini ada tendensi
horisontal dan vertikal yang ada pada arsitektur India yang banyak berpengaruh
pada candi-candi di Jawa. Dikatakannya dalam arsitektur candi maupun bangunan
tradisional, keindahan ornamen berupa garis garis molding akan lebih terlihat
dengan adanya efek bayangan matahari yang merupakan kecerdikan arsitek masa
lampau dalam mengeksploitasi sinar matahari tropis.
Schoemaker banyak
memadukan falsafah arsitektur tradisional dengan modern dalam bangunan ini.
Secara konsisten, ia menerapkannya mulai dari kesatuan dengan lingkungan,
orientasi kosmik utara selatan, bentuk dan pemanfaatan sinar matahari untuk
mendapat efek bayangan yang memperindah bangunan. Seperti
pintu masuk utara, pintu masuk selatan berhadapan langsung dengan taman.
Pengolahan lahan, taman, dan elemen-elemennya turut mendukung keunikan Villa
Isola terutama dari segi bentuk. Semuanya itu menyuarakan satu bentuk: bundar.
Sumber
: http://meunbeatable.blogspot.com/2012/07/konservasi-arsitektur-villa-isola.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar