Jumat, 19 Oktober 2012

Aspek Teknologi dalam Pembangunan Indonesia


Aspek Teknologi dalam Pembangunan Indonesia

Proses pembangunan dalam arsitektur harus memperhatikan  beberapa aspek, yaitu aspek linkungan, teknologi, ekonomi, pemakai, dan sosial budaya. Pembangunan yang ideal adalah pembangunan yang sudah memenuhi ke lima aspek tersebut. Dengan adanya aspek ini diharapkan pembangunan di Indonesia dapat berjalan lebih baik, akan tetapi banyak proyek pembangunan di Indonesia yang tidak memperhatikan keseluruhan aspek tersebut. Oleh karena itu banyak sekali proyek pembangunan Indonesia yang terhambat akibat tidak memperhatikan aspek-aspek itu.
            Salah satu aspek yang paling tertinggal jauh di Indonesia adalah aspek teknologi. Teknologi adalah bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan-tujuan produksi. Teknologi negara sedang berkembang umumnya terbelakang, sedangkan teknologi negara maju memperlihatkan perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, jurang perbedaan tingkat teknologi antara negara berkembang dan negara maju cenderung semakin besar. Perbedaan tingkat teknologi tersebut dapat mempengaruhi kemajuan pembangunan.
                   Indonesia merupakan negara berkembang, banyak sekali proyek pembangunan di Indonesia yang bergantung pada kemajuan teknologi, semakin baik teknologi di Indonesia maka proyek-proyek pembangunan tersebut akan berjalan semakin baik ke depannya. Akan tetapi seperti kita ketahui Indonesia sangat tertinggal jauh dalam hal teknologi. Kemajuan teknologi bisa bersumber dari peningkatan produktivitas manusianya, misalnya karena lebih sehat, lebih terampil, lebih terdidik, dan lebih bermotivasi untuk bekerja.
                   Kemajuan teknologi bisa berasal dari mesin tipe yang lebih baru dan lebih produktif atau mungkin kemajuan teknologi tidak langsung berkaitan dengan peningkatan kualitas produktivitas dari manusia atau mesin, tetapi bersumber pada, misalnya perbaikan organisasi produksi yang meningkatkan efisiensi kerja baik dari mesin maupun dari manusia. Masing-masing jenis kemajuan teknologi ini mempunyai implikasi kebijaksanaan yang berbeda. Untuk menggalakkan produktivitas manusia, diperlukan program kesehatan buruh yang baik, latihan dan kursus-kursus keterampilan yang baik, atau sistem pendidikan yang baik dan sebagainya. Untuk menggalakkan kemajuan teknologi yang bersumber pada perbaikan produktivitas mesin, diperlukan kebijaksanaan lain, misalnya subsidi untuk penemuan, keringanan pajak kepada para investor baru yang diharapkan membeli mesin-mesin baru dengan teknologi baru) atau subsidi bahan bakar dan listrik untuk industri industri dan sebagainya. Dengan kurangnya kemajuan teknologi ini dapat mengakibatkan proyek pembangunan di Indonesia kacau dan tidak berjalan dengan baik akan tetapi jika Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan pembangunan dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut dengan lebih baik tentu saja dapat mengembangkan Indonesia menjadi semakin maju.
                   Kurangnya kemajuan teknologi Indonesia membuat Indonesia masih memiliki banyak pembangunan yang terhambat misalnya saja masih banyak warga-warga pedesaan yang kurang mengenal teknologi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang terbelakang dalam hal teknologi. Hal ini bisa menjadi faktor utama penghambat majunya Indonesia dari segi pembangunan dan teknologi. Kurangnya pengetahuan dalam teknologi membuat masyarakat ini sangat tertinggal jauh dengan masyarakat perkotaan sehingga sangat tidak adil apabila mereka menjadi sangat asing dengan negaranya sendiri yang semakin banyak memiliki pembangunan dengan teknologi-teknologi canggih. Hal ini bisa berdampak buruk bagi pembangunan Indonesia. Untuk itu sangat dibutuhkan penyuluhan ke desa-desa untuk memberikan pengenalan kemajuan teknologi kepada seluruh masyarakat Indonesia.
            Misalnya saja kita ambil kasus proyek MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta yang sudah di rencakan dari beberapa tahun yang lalu. Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) yang berbasis rel  rencananya akan membentang kurang lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur – Barat  sepanjang kurang lebih ±87 km.
       Pembangunan koridor Selatan - Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap:
-          Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
-          Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8.1 Km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018 (dipercepat dari 2020). Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.
            Koridor Timur - Barat saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 – 2027.
            Latar Belakang Pembangunan Sistem Transportasi Massal Cepat Berbasis Rel ini adalah dikarenakan Studi Japan International Corporation Agency (JICA) 2004 menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem transportasi,  diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020 (Study on Integrated Transportation Master Plan (SITRAMP II). Setidaknya pertumbuhan jalan di Jakarta saat ini kurang dari 1 persen per tahun dan setiap hari ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru turun ke jalan jakarta.
            Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun. Selain itu Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta. MRT Jakarta digerakkan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 di perkotaan. Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.
Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan/ mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan/ mobilitasnya menjadi lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.
Akan tetapi pembangunan MRT ini memakan waktu yang sangat lama, untuk pembangunan tahap satu yang telah direncanakan sejak 2008 hingga kini masih dalam proses pembangunan. Setidaknya proyek MRT ini sudah direncakan sejak beberapa tahun yang lalu namun perwujudannya memakan proses yang sangat lama. Hal ini dikarenakan proyek ini kurang memperhatikan aspek teknologi pada bangsa Indonesia. Kurangnnya kemajuan teknologi yang memadai membuat proyek ini tersendat-sendat. Kurangnya kemampuan Indonesia dalam membuat sistem pembangunan yang lebih cepat dan efisien membuat proyek ini memakan terlalu banyak proses yang seharusnya bisa dipersingkat apabila teknologi di Indonesia sudah lebih maju.
Selain itu MRT ini memakan waktu yang lama karena dibangun di bawah tanah, untuk membuat pembangunan seperti ini harus digunakan teknologi yang tinggi agar tidak terjadi kesalahan fatal pada akhirnya. Akan tetapi Indonesia sangat minim teknologi sehingga masih harus menggunakan cara manual sehingga proyek ini yang memang sudah berbasis proyek besar dan dapat memakan waktu lama menjadi semakin tersendat-sendat akibat kurangnya teknologi untuk membantu pembangun MRT ini
Kita juga dapat melihat kurangnya teknologi yang memadai dalam fasilitas transportasi lainnya seperti trans jakarta, KRL Jabodetabek, dan banyak lagi. Trans jakarta yang seharusnya dapat membuat jakarta menjadi lebih baik dari segi transportasi justru tidak mengubah keadaan jakarta sama sekali. Macet tidak berkurang hal ini dikarenakan perencanaan awal proyek ini tidak memperhatikan teknologi di indonesia yang masih kurang untuk mengendalikan jalur lalu lintas trans jakarta tersebut. Lalu KRL Jabodetabek juga masih memiliki banyak kekurangan. Masih banyak kereta-kereta yang tidak terawat dan perawatan jalur kereta pun tidak diperhatikan secara maksimal karena kurangnya fasilitas teknologi di Indonesia. Sehingga semua perawatan masih dilakukan secara manual.
Selain itu adapula proyek monorel jakarta yang gagal dibangun akibat kebijakan pemerintah yang melarang pembangunan ini dilakukan oleh perusahaan swasta. Padahal dengan adanya monorel jakarta mungkin saja Indonesia bisa menjadi semakin baik dari segi lalu lintas dan juga teknologi. Akan tetapi kebijakan pemerintah yang menghentikan semua ini bisa berdampak Indonesia tidak maju dalam segi teknologi.
Proyek MRT ini juga dapat merugikan Indonesia pada segi ekonomi karena terus memakan banyak biaya namun proyek ini tersendat-sendat karena kurangnya teknologi. Selain itu proyek ini juga akan memakan waktu dan menyebabkan Indonesia terlambat untuk mengembangkan hal-hal yang lain. Namun disisi lain proyek MRT ini juga dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia. Apabila proyek ini berhasil pada akhirnya tentu Indonesia akan dapat mengembangkan kemampuan teknologinya dengan lebih baik. Dengan adanya MRT ini Indonesia dapat berkembang lebih pesat dan memiliki teknologi yang lebih maju.
MRT dapat menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk menjadi lebih maju dan baik dalam beberapa hal. Bukan saja dari segi teknologi namun juga dari segi lingkungan. Indonesia akan menjadi semakin rapi dalam tataan kota dan menjadi semakin berkembang pesat teknologinya. Kemajuan teknologi ini tentu saja bisa berdampak sangat besar bagi Indonesia menjadi semakin berkembang dan menyaingi negara berkembang lainnya. Kemampuan Indonesia mempertahankan proyek ini dam keberhasilan dalam proyek ini sangat menentukan kemajuan Indonesia kedepan-nya.
Oleh karena itu dapat kita simpul-kan pembangunan proyek MRT ini dapat memberikan dampak positif namun juga memiliki banyak kekurangan karena kurangnya fasilitas teknologi di Indonesia. Akan tetapi apabila kebijakan pemerintah lebih memperhatikan kemampuan Indonesia maka pembangunan proyek ini tentu saja akan berjalan dengan baik dan tidak tersendat-sendat serta tidak menghabiskan banyak biaya. Maka dari itu diharapakan agar pemerintah Indonesia lebih bijak dalam memperhatikan proyek pembangunan MRT ini sehingga dapat terealisasikan dengan lebih baik.

sumber : 

Selasa, 09 Oktober 2012

Pembangunan di Indonesia dilihat dari Segi ekonomi


Pembangunan di Indonesia sangat beraneka ragam, mengingat Indonesia merupakan negara berkembang pembangunan di Indonesia sangat berperan penting bagi kemajuan negara Indonesia itu sendiri. semakin banyaknya pembangunan di Indonesia akan semakin berkembang pula negara Indonesia di mata dunia. Pembangunan itu sendiri harus sesuai dengan aspek-aspek pembangunan bukan hanya asal dibangun saja tanpa memperhatikan kondisi lingkungan Indonesia.

Akan tetap sangat disayangkan Indonesia masih belum sepenuhnya memperhatikan aspek-aspek pembangunan yang ideal. misalnya saja dari segi ekonomi Indonesia. Indonesia masih sering mengalami kerugian akibat pengeluaran anggaran belanja negara yang berlebihan. Hal ini tentu sangat berdampak bagi proyek pembangunan yang ada di Indonesia. Apabila proyek pembangunan itu terlalu berlebihan maka akan berdampak pula bagi perekonomian negara. Maka harus diperhatikan dengan sangat teliti dalam setiap biaya yang harus dikeluarkan dalam pembangunan di Indonesia.

Pembangunan di Indonesia masih sangat banyak yang tidak memperhatikan sisi ekonomi Indonesia. misalnya saja rencana pembangunan gedung DPR yang menjadi pergulatan beberapa tahun silam. Pembangunan gedung ini semata-mata bukanlah untuk kepentingan pekerjaan namun untuk kepentingan pribadi yang dapat kita lihat dari fasilitas-fasilitas gedung tersebut sama seperti hotel bintang lima. 

Pembangunan gedung ini tidak disetujui banyak pihak dikarenakan biaya yang sangat mahal dan juga fungsinya yang tidak terlalu jelas. Kelalaian pemerintah dalam mengontrol pengeluaran negara saja masih belum stabil ditambah dengan pembangunan gedung ini sungguh sangat tidak lazim bila pemerintah masih terus melanjutkan proyek yang memakan uang negara sangat banyak. Sehingga sisi ekonomi Indonesia pun bisa sangat parah apabila pembangunan semacam ini terus dilanjutkan. Kerugian-kerugian negara Indonesia akan semakin banyak. Untuk itu ada baiknya negara membangun suatu bangunan yang memang dapat meningkatkan ekonomi negara bukannya membuat suatu proyek yang malah membuat ekonomi negara semakin terpuruk.

Pembangunan di Indonesia dilihat dari segi pemakai/manusia


Dewasa ini Indonesia semakin banyak memiliki proyek pembangunan. Proyek pembangunan di Indonesia sangat beragam mulai dari transportasi hingga pembangunan gedung-gedung perkantoran. Pembangunan itu sendiri harus mengikuti beberapa aspek pembangunan yaitu sosial budaya, pemakai/manusia, ekonomi, teknologi dan lingkungan. Di Indonesia itu sendiri aspek-aspek tersebut masih kurang diperhatikan karena kelalaian kebijakan pemerintah dalam memperhatikan semua proyek yang direncanakan di Indonesia saat ini.

Misalnya saja dari segi pemakai/manusia. Pembangunan-pembangunan di Indonesia masih kurang memperhatikan aspek pemakai yang akan menikmati pembangunan yang direncanakan tersebut. Seperti pembangunan tempat-tempat pembelanjaan, Indonesia kurang memperhatikan keramahan bangunan tersebut kepada seluruh pemakainya. Masih banyak mall-mall? Tempat pembelanjaan yang tidak menyediakan areal/ jalan khusus bagi penyandang cacat sehingga hal ini seperti menujukan bahwa pembangunan tempat pembelanjaan itu tidak memperbolehkan orang-orang yang tidak mampu untuk masuk ke dalam mall tersebut. Sehingga pembangunan tersebut sangat tidak ramah bagi pemakai sekitarnya. Pembangunan tersebut hanya memperhatikan orang-orang umum yang memakainya.

 Padahal jika kita memberikan fasilitas bagi orang-orang yang cacat tersebut dapat membuat pembangunan di Indonesia menjadi ramah bagi seluruh pemakainya tanpa terkecuali. Selain itu pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang tidak memperhatikan kemampuan kaum kecil/tidak mampu juga menyebabkan pembangunan di Indonesia hanya mengutamakan kamu-kaum yang berkecukupan. Sehingga hal ini sangat tidak adil bagi mereka yang tidak mampu.

Maka dari itu ada baiknya pembangunan di Indonesia saat ini lebih memperhatikan keadaan sekitar sehingga seluruh bangunan  dan fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa adanya diskriminasi terhadap kaum yang tidak mampu dan kaum yang kekurangan dari segi fisik. maka pada akhirnya bangunan tersebut dapat memberikan kenyamanan tersendiri bagi seluruh masyarakat di Indonesia.